Janganlah Marah Bagimu Surga (Sebuah Renungan)

 


Siapakah yang belum pernah marah?

Semua orang pasti pernah marah. Atau merasakan amarah.


Pada kesalahan yang kita buat sendiri pun, gampang sekali amarah kita luapkan. Bagaimana pula kita hadapi kesalahan orang lain?

Pada keadaan, kita alamatkan tuduhan.

Pada teman atau pasangan, kita limpahkan duduk persoalan.

Pada orang lain, kita jadikan kambing hitam.

Pada anak, kita kesampingkan akal sehat.


Tapi apa itu marah?

Terbuat dari apakah amarah?

Dan kita. Manusia. Kenapa mudah sekali marah-marah?

Padahal amarah itu mampu melukai. Menciptakan benci. Memupuk dendam. Dan menutup maaf.

Karena amarah sifatnya panas. Membakar seperti api.

Sebagaimana jin dan iblis yg dicipta Allah dari api.


Sama sekali tak ada unsur api dalam penciptaan manusia. Dalam tubuh kita bahkan lebih banyak air ketimbang api. 

Tenang, dingin, dan menyembuhkan. Begitulah watak air. Dan air pula yang memadamkan api.


Air ada di tubuh kita. Mudah pula kita jumpai di sekitar kita.

Aneh betul kita ini, bukan?

Begitu mudah kita marah. Padahal tak ada watak marah pada unsur yang membuat kita.

Kita bukan jin dan iblis yang terbuat dari api.

Tapi kita lebih mudah tersulut benci yang meretakkan kasih dan silaturahmi.

Kenapa air dalam tubuh kita tak bisa memadamkan bara amarah yang entah datang dari mana?


Pada siapa sebenarnya kita marah?

Rasulullah, panutan kita, jelas-jelas melarang kita marah.

Janganlah marah, maka bagimu surga. Demikian beliau bersabda.

Mari kita renungi kembali unsur pembentuk kita. Agar tak mudah kita terperangkap dalam riak wasangka yang menerbitkan murka.


Sebuah renungan diri agar terhindar menjadi pribadi pembenci.

Salam Hangat

Christy Natalia (Kepala PAUD KB Seroja)

0 Komentar