Kilas Balik Menuju Kemerdekaan ‘45

 


Tidak banyak yang tahu jika ternyata perjuangan bangsa ini untuk merdeka memiliki banyak fase penuh intrik. Kali ini Minja akan mengajak Sahabat untuk sedikit lebih melek terhadap sejarah, lantas setelahnya kita dapat teguk hikmah sebanyak-banyaknya. Bersama.

1. Jepang menjanjikan Kemerdekaan.

Dalam rangka menggapai simpati dari pribumi Indonesia, Jepang berupaya membuat bidang/organisasi yang dengan hal tersebut Indonesia bisa mendapatkan kemerdekaannya. Yups. BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan) yang dibentuk pada tanggal 1 Maret yang kemudian berganti menjadi PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) yang diresmikan pada tanggal 9 Agustus 1945.

2. Pengeboman Hiroshima & Nagasaki.

Pihak Jepang yang sejak awal sudah optimis menghadapi sekutu akhirnya tumbang saat dua kota utama di Jepang diserang bom oleh Sekutu. Jepang kalah dari Sekutu, moment yang menjadikan celah teralihkannya focus Jepang pada Indonesia.

3. Jepang Menyerah pada Sekutu.

Nyatanya pengeboman Nagasaki dan Hiroshima menyebabkan Jepang kehilangan ratusan ribu jiwa rakyatnya. Angka yang tidak bisa diabaikan tentu saja. Hal ini membuat Jepang tidak memiliki pilihan lain, selain berdamai dan menyerah pada Sekutu. Peristiwa tersebut terjadi pada tanggal 15 Agustus 1945, dan secara resmi menandatangani perjanjian kapitulasi pada tanggal 2 September 1945 di atas kapal USS Missouri.

4. Golongan Muda dan Golongan Tua Beda Kacamata.

Berita menyerahnya Jepang kepada Sekutu akhirnya sampai di telinga Sutan Syahrir yang kala itu masuk kategori Golongan Muda yang tentu saja hal tersebut memicu darah mudanya untuk lekas mengecap kemerdekaan negaranya. Hal yang sayangnya menjadi kebalikan dari para Golongan Tua (Ir Soekarno,dkk) yang ingin mempersiapkan kemerdekaan dengan mempertimbangkan banyak hal dan penuh hati-hati. 

5. Peristiwa Rengasdengklok.

Akibat perbedaan pendapat yang terjadi antara Golongan Muda dan Golongan Tua. Akhirnya Golongan Muda berinisiatif untuk menculik Ir Soekarno dan Moh Hatta ke Rengasdengklok, Karawang. Peristiwa penculikan tersebut bukan tanpa alasan tentu saja. Hal tersebut dilakukan Golongan Muda untuk lebih lapang menyampaikan gagasannya, serta mengantisipasi pengaruh jepang terhadap Ir Soekarno dan Muhammad Hatta, agar segera mengklomasikan Kemerdekaan.

6. Happy Ending Ever After.

Ketegangan yang sempat terjadi antara kaum muda dan kaum tua akhirnya selesai dengan jaminan dari Ahmad Soebarjo yang mana mewakili golongan tua bahwa akan segera memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia paling lambat tanggal 17 Agustus 1945. Akhirnya teks proklamasi dirancang  oleh Ir Soekarno, Moh Hatta, dan Ahmad Soebarjo selaku golongan tua di kediaman Laksamana Maeda, tentara Jepang yang berpihak pada pribumi. Lantas diketik oleh Sayuti Melik yang didampingi oleh B.M Diah.

Dan pukul 10.00 pagi pada tanggal 17 Agustus 1945, atas pertolongan Allah, Proklamasi dibacakan oleh Ir Soekarno selaku Presiden Republik Indonesia di Jl Pegangsaan Timur No 56 Jakarta.

Sebuah berita bahagia yang layak di dengar seluruh rakyat Indonesia. 

Adapun penyampaian berita kemerdekaan dilakukan dengan beberapa cara yakni melalui 

(1) Siaran Radio

Dengan tokoh bernama Syahrudin memberikan teks proklamasi kepada bagian penyiaran Pusat Jawatan Radio (atau yang sekarang dikenal dengan RRI). 

(2) Melalu Harian Suara Asia di Surabaya yang mana sebagai Koran pertama yang memuat berita tentang Proklamasi Indonesia.

Berita bahagia telah menjamah banyak telinga. Indonesia resmi merdeka, usai melalui pergulatan jiwa dan raga hingga menumpahkan banyak darah pahlawan negara. 

Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillah, kita di usia 76 Negeri Tercinta, mari kita bersama saling menguatkan, saling mendukung demi Kesejahteraan Bagi Seluruh Rakyat Indonesia berdasarkan Persatuan Indonesia agar tercipta Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab dalam Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan dan Perwakilan atas izin Ketuhanan Yang Maha Esa.

Dirgahayu Indonesiaku. Negeri Tercinta.

Miss Roro ft Minja

Solo, 17/08/2021

0 Komentar