Kistimewaan Bulan Safar Dalam Islam

 Bulan safar merupakan salah satu bulan dalam kalendr hijriah. Salah satu keutamaan bulan Safar adalah penegasan dari Islam untuk menghapus keyakinan takhayul dan mitos kesialan yang dahulu melekat pada bulan ini.


Nabi Muhammad SAW menekankan bahwa tidak ada bulan yang membawa kesialan, termasuk Safar. Hal tersebut tetuang dalam hadits Rasulullah SAW di mana Beliau pernah membantah kepercayaan Arab Jahiliyah tentang bulan Safar adalah bulan sial;, yang artinya: "Tidak ada penyakit, tidak ada kesialan,  tidak ada pengaruh buruk dari burung hantu." (HR Bukhari, Muslim, Abu Daud, dan Ahmad).

Kepercayaan ini telah memperkuat iman umat Islam untuk meyakini bahwa segala sesuatu yang terjadi adalah atas izin dan ketentuan Allah SWT.

Bulan Safar merupakan bulan kedua dalam kalender Hijriah yang sering kali diidentikkan dengan kesialan dan musibah oleh sebagian masyarakat. Namun, pandangan ini tidak memiliki dasar yang kuat dalam Al-Qur'an maupun Sunnah. Sebaliknya, Islam mengajarkan bahwa setiap bulan, termasuk Safar, adalah ciptaan Allah dan tidak ada bulan yang membawa kesialan atau keberuntungan.

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an, “Sesungguhnya jumlah bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan...” (QS. At-Taubah: 36), yang menunjukkan bahwa semua bulan memiliki kedudukan yang sama di hadapan-Nya.

Dengan menghapuskan mitos kesialan, bulan Safar menjadi waktu yang baik untuk memperkuat tawakal (kepercayaan penuh kepada Allah) dan meningkatkan keimanan. Umat Islam diajarkan untuk selalu berserah diri kepada Allah dan tidak terpengaruh oleh keyakinan yang tidak berdasar.

Selain itu, bulan Safar juga dapat dimanfaatkan sebagai waktu untuk meningkatkan ibadah dan amal kebaikan. Mengingat tidak adanya larangan khusus atau anjuran tertentu yang berkaitan dengan bulan ini, seorang muslim tetap dianjurkan untuk melaksanakan ibadah-ibadah harian seperti shalat, puasa sunnah, dan memperbanyak doa. Dengan demikian, bulan Safar dapat menjadi waktu yang penuh berkah jika digunakan dengan benar sesuai tuntunan agama.

Bulan Safar, seperti bulan lainnya, adalah kesempatan bagi umat Islam untuk memperbanyak ibadah dan amal shaleh. Tidak ada ibadah khusus yang diwajibkan, namun umat Islam dianjurkan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas ibadah mereka, seperti salat sunnah, puasa sunnah, membaca Al-Qur'an, dan berdzikir.

Pada bulan Safar, umat Islam didorong untuk meningkatkan amal sosial seperti bersedekah, membantu yang membutuhkan, dan berbuat baik kepada sesama. Hal tersebut adalah bentuk implementasi dari ajaran Islam yang mengutamakan kasih sayang dan kepedulian terhadap orang lain.

Beberapa peristiwa penting dalam sejarah Islam terjadi pada bulan Safar, yang dapat menjadi pengingat bagi umat Islam untuk mengambil hikmah dan pelajaran. Misalnya:

Hijrah Nabi Muhammad SAW: Peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW dari Makkah ke Madinah dimulai pada akhir bulan Safar dan Perang Khaybar: Kemenangan umat Islam dalam Perang Khaybar yang terjadi pada bulan Safar tahun 7 Hijriyah.

Tidak ada keistimewaan atau keburukan khusus yang terkait dengan bulan Safar menurut Al-Qur'an dan Sunnah. Mitos tentang bulan ini sebaiknya ditinggalkan, dan umat Islam dianjurkan untuk tetap memelihara semangat ibadah serta tidak terpengaruh oleh keyakinan yang tidak memiliki dasar dalam ajaran Islam. Safar, seperti halnya bulan-bulan lainnya, adalah waktu yang diberikan oleh Allah untuk berbuat baik dan meningkatkan ketakwaan.

Seperti bulan-bulan Islam lainya, keutamaan bulan safar tentu menjadi pemicu bagi umat Islam untuk lebih meningkatkan kedekatan dengan Allah Swt melalui ibadah-ibadah atau amalan selama bulan safar.

SUMBER : https://baznas.go.id/

0 Komentar